SCM DALAM PROSES BISNIS (PENULISAN 20)
PENTINGNYA
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM PROSES BISNIS
Pada masa lalu di sebuah perusahaan untuk
pengiriman produk menggunakan perkiraan dan terkadang tidak sesuai dengan
permintaan pasar, mulai dari pengaturan inventory, pengiriman produk hingga pemenuhan
akhir ke konsumen. Saat ini keadaan mulai berubah karena dari pihak industri
sudah mulai sadar akan perlunya kolaborasi dengan partner, seperti supplier,
distributor, dan customer, baik itu customer bisnis maupun individu. Customer
dan supplier berkumpul secara bersama- sama dalam membicarakan keuntungan,
kebutuhan yang lebih baik atas proses supply chain management berikut sistemnya
yang jelas lebih banyak bermanfaat dan mendatangkan tingginya prioritas bisnis.
Pelaku industri mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah,
berkualitas, dan cepat, perbaikan di internal perusahaan manufaktur adalah
tidak cukup. Peran serta supplier, perusahaan transportasi dan jaringan
distributor adalah dibutuhkan. Kesadaran akan adanya produk murah, cepat dan
berkualitas inilah yang membuat lahirnya konsep Supply chain management
(SCM) pada tahun 1990-an.
1. Pengertian
SCM
Supply Chain Management (SCM) adalah
serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan
jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan
pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.Untuk penjelasan
singkatnya Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang menghubungkan
semua pihak yang bersangkutan dan proses berubahnya bahan baku menjadi sebuah
produk. Pihak yang ikut serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan
barang – barang jadi hasil produksi ke customer pada waktu dan tempat yang
tepat dengan cara yang paling efisien.
· Banyak Pemasok
Dengan strategi ini, para pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi
permintaan penawaran dengan pesanan
yang akan jatuh ke pihak yang
memberikan penawaran rendah.
· Sedikit
Pemasok
Strategi ini mengimplikasikan bahwa untuk mendapatkan harga&biaya yang rendahdiperlukan
hubungan kemitraan yang baik dan kondusif sehingga dalam jangka panjang akan terbentuk loyalitas bisnis antara kedua belah pihak.
· Integrasi
Vertikal Pembelian bahan baku dapat diperluas untuk membentuk integrasi
vertical yaitu mengembangkan kemampuan untuk memproduksi barang&jasa yang
sebelumnya dibeli daripemasok atau membeli perusahaan
pemasok&distributor.
· Jaringan
Keiretsu
Membuat pemasok menjadi bagian dari koalisi yang menunjukkan
rantai afiliasi dalamhubungan jangka panjang. Dalam -airetsu ada
kaitan antara pabrikan, pemasok, distributor,dan kreditor yang merupakan mitra
bisnis.
Perusahaan Maya (Virtual /Company) Pemanfaatan pemasok non formal
yang bersifat individual maupun kelompok kecil yang efisien telah memberikan
dampak positf bagi peningkatan efisiensi dalam biaya pembelian bahan
2. Komponen
SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen,
yang di antaranya adalah Upstream Supply Chain Management yaitu
sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari pihak luar untuk
mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang kedua adalah Internal
Supply ChainManagement yaitu sebuah proses dimana terjadinya perubahan
dari bahan baku menjadi sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream
Supply Chain Managament yaitu sebuah proses dimana pendistribusian barang
oleh perusahaan ke customer yang dimana biasanya dilakukan oleh eksternal
distributor.
3. Proses
SCM
Berikut ini adalah proses pada Supply Chain
Management (SCM) yang dilibatkan dalam SCM.
·
Customer
Pada sebagian perusahaan,customer merupakan
mata rantai pertama yang memberi order. Customer memutuskan untuk membeli
produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi
departemen sales perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam
pesanan tersebut diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan jumlah yang
diinginkan untuk produk yang dipesan.
·
Planning
Setelah custumer membuat pesanan yang
diinginkan, Planning department akan mempersiapkan perencanaan produksi untuk
memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, departemen
planning juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan –
bahan pendukungnya.
·
Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam
hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya,
Departemen pembelian atau Purchasing Departemen Akan melakukan pemasukan bahan
mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah
yang dibutuhkan.
·
Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah
diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian
disimpan didalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
·
Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah
dan bahan pendukung yang dipasok oleh supplier tersebut untuk melakukan proses
produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh customer. Barang
jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk
dikirim ke customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
·
Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan
mengatur waktu keberangkatan barang jadi ( Finished Products ) yang di Gudang
tersebut dengan jadwal yang diinginkan oleh customer.
Supply Chain Management (SCM) adalah suatu
sistem antar fungsi-fungsi operasional yang strategis dalam suatu organisasi,
yang berperan dalam mengelola tugas-tugas yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan pasokan di semua lini, mulai dari proses hulu, proses internal,
hingga proses hilir, yang dilaksanakan secara; terpadu, terencana, terukur,
efektif, dan efisien.
Proses SCM dapat berjalan dalam semua bentuk
kegiatan operasional, mulai dari kegiatan produksi di manufaktur atau lembaga
riset, proses distribusi dalam kegiatan perdagangan, sosial, hingga bantuan
kemanusiaan, serta proses pelayanan aktivitas jasa, mulai dari pekerjaan
konstruksi, proyek teknologi informasi, penyelenggaraan event, hingga proses
pelayanan birokrasi.
Komponen penting dalam proses Hulu ke Hilir
(End to End) Supply Chain Management (SCM), yaitu;
a.
Rantai Suplai Hulu (Upstream Supply Chain)
Proses hulu supply chain meliputi aktivitas dari suatu organisasi
korporasi atau institusi dengan para rekanan pemasok (yang mana dapat berupa
manufaktur, agen tunggal, distributor, pedagang eceran, perantara, hingga
penyedia layanan jasa). Dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama
adalah proses pengadaan barang/jasa.
b.
Rantai Suplai Internal (Internal Supply
Chain)
Proses rantai suplai internal meliputi semua proses penerimaan barang ke
gudang, serahterima kepada pengguna akhir, atau pelaksanaan layanan jasa yang
disediakan penyedia, agar dapat digunakan untuk keperluan proses rantai supai
internal, baik penggunaan untuk keperluanoperasional, program kerja, produksi,
dan alokasi persediaan. Dalam internal supply chain, aktivitas yang utama
adalah proses pengendalian mutu, penyimpanan, dan pengendalian persediaan.
c.
Rantai Suplai Hilir (Downstream Supply Chain)
Proses
rantai suplai hilir meliputi semua aktivitas yang melibatkan proses
transportasi dan distribusi dari alokasi persediaan atau barang yang tersedia,
kepada para penerima akhir, di dalam rantai suplai hilir, yaitu para pengguna,
penerima manfaat, atau konsumen akhir, Dalam downstream supply chain, aktivitas
yang utama adalah proses transportasi, distribusi, serah terima, dan layanan
purna jual.
3 CONTOH PERUSAHAAN
1.
Carrefour Indonesia
SCM sebenarnya sudah dikembangkan di
perusahaannya sejak lama ketika Carrefour baru memiliki beberapa gerai. dan
yang dikembangkan masih sangat sederhana. Fungsinya hanya untuk membantu proses
penerimaan barang di gerai. (menurut Bayu A. Soedjarwo, Manajer Logistik Senior
Carrefour)
Kemudian Carrefour membeli aplikasi untuk
rantai pasok dan yang mampu menjalankan warehouse management system yaitu
InfoLog. Semua proses dalam rantai pasokannya bias diintergrasikan dan
memudahkan Carrefour dalam bekerja sama dengan para supplier meski tidak 100%
terintegrasi seluruhnya. Untuk saat ini Carrefour masih berfokus pada efisiensi
yang bisa diberikan dengan produk yang berkualitas dan harga yang kompetitif
Dalam proses rantai pasokan yang dijalankan,
Carrefour menerapkan konsep Just-In Time (JIT) pada pusat disribusi atau
distribution center yang bertujuan untuk mengefisiensikan proses sehingga tidak
perlu adanya stok dalam pusat distribusi. Metode ini memungkinkan prosesnya
lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang
terdegradasi (tertinggal) di gudang.
Dalam aplikasi InfoLog yang dijalankan
Carrefour terdapat beberapa proses bisnis yang dijalankan yaitu :
·
Inbound
Logistics
·
Perencanaan
dan pengadaan persediaan
·
Operasi
Gudang
·
Outbound
Logistics
·
Pelaporan
Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang
berbeda yang keluarannya berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator
sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategis.
2.
PT Frisian Flag Indonesia
Dapat disimpulkan bahwa sistem ini jarang
melakukan pengolahan proses dan lebih banyak melakukan pencatatan saja.
Sehingga banyak persoalan muncul karena sistem yang kurang terintegrasi ini.
Rantai produksi dan SCM, mulai dari pengadaan hingga penjualan produk terhambat
karena sharing informasi yang tidak berjalan lancar. Apalagi untuk pelaporan
yang cepat, sangat sulit dilakukan mengingat data harus didownload dan diolah
di aplikasi lain.
Untuk dapat mengimplementasikan produksi dan
SCM dengan baik, maka perusahaan susu yang bermarkas pusat di Belanda ini
memutuskan untuk memperbarui infrastruktur IT nya dengan mengaplikasikan
electronic-Supply Chain Management (e-SCM) yang berjalan paralel dengan ERP
untuk tahap awal. Selain itu juga dikembangkan sistem secondary sales berbasis
web untuk 150 distributor di Indonesia.
Di tahun 2005 FFI mulai mengimplementasikan
sistem ERP baru yaitu SAP untuk menggantikan Prism. Dalam pelaksanaannya, FFI
menunjuk konsultan dari Singapura untuk membantu implementasinya. Dimulai
dengan melengkapi data master hingga data pendukung seperti Lead Time, Safety
Stock, Order Point, Delivery Window Time, dan lain-lain. Juga digunakan
aplikasi middleware (EAI) untuk logistik dimana proses pengiriman produk jadi
hingga sampai ke tangan pelanggan akan dihandle oleh bagian ini. Selain itu
juga digunakan sistem bar code, jadi setiap bagian produksi menghasilkan satu
barang jadi maka otomatis akan muncul label bar code nya sehingga mengurangi
proses entry data. FFI membangun jaringan wireless di seluruh pabriknya,
sehingga data yang diterima pemindai bar code dapat segera masuk ke dalam
database.
Untuk hubungan dengan mitra bisnis, FFI
menerapkan sistem Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment (CPFR).
Saat ini FFI dalam tahap akhir penerapan sistem traceability dengan menggunakan
pemindai bar code dan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang
mencakup tahapan mulai penerimaan bahan baku, produksi, hingga menghasilkan
barang jadi.
Jaringan Perusahaan-Perusahaan Yang Ada Pada
Rantai Pasok
Jaringan perusahaan yang terlibat di FFI
cukup banyak. Dimulai dari perusahaan penyedia hewan sebagai bahan baku susu,
perusahaan pengemasan, pengadaan barang dan lain sebagainya. Lalu ada juga
bagian yang mengurus masalah order tracking, pemesanan oleh para distributor,
pengiriman barang dan penjualan.
3.
PT Aneka Tambang,Tbk
Aktivitas SCM pada PT. Aneka Tambang, Tbk
dimulai dari dimulai dari pemasokan bahan baku untuk mengoptimalkan kegiatan
operasional pabrik sampai dengan pengiriman barang – barang produksi (nickel,
gold, bauksit) kepada buyer. Jadi dapat diartikan bahwa SCM merupakan suatu
pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien pemasok
(suppliers), pabrik (manufactures), gudang (warehouses), dan penyimpanan
(stores), dengan demikian barang dagangan itu diproduksi dan di distribusikan
dengan kuantitas yang benar , untuk lokasi yang benar dan waktu yang benar.
Keuntungan
Supply Chain Management
·
Menurut
Indrajit dan Djokopranoto adalah
1.1
Mengurangi
inventori barang Inventori merupakan aset perusahaan yang berkisar antara 30%-40%
sedangkan biaya penyimpanan barang 20%-40% dari nilai barang yang disimpan
1.2
Menjamin
kelancaran arus barang. Rangkaian perjalanan dari bahan baku sampai barang jadi
dan di terima oleh pemakai/pengguna merupakan suatu mata rantai yang
1.3
Menjamin
mutu. Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang yang harus
dikelola dengan baik karena mutu barang jadi ditentukan tidak hanya oleh proses
produksi tetapi juga oleh mutu bahan mentahnya dan mutu keamanan dalam
pengirimannya.
5
komponen dasar SCM adalah (Worthen & Wailgum, 2008):
a.
Plan (Perencanaan)
Awal kesuksesan SCM adalah pada proses
penentuan strategi SCM. Tujuanutama dari proses perumusan strategi adalah agar
tercapainya efisiensi dan efektivitasbiaya dan terjaminnya kualitas produk yang
dihasilkan hingga sampai ke konsumen.
b.
Source (Sumber Barang)
Perusahaan harus memilih supplier bahan
baku yang kredibel dan senggup untuk mendukung proses produksi yang
akan dilakukan. Oleh sebab itu manejer SCM harusdapat menetapkan harga,
mengelola pengiriman dan pembayaran bahan baku, sertamenjaga dan meningkatkan
hubungan bisnis terhadap supplier.
c.
Make (Manufacturing)
Komponen ini adalah tahap manufacturing.
Manejer SCM melakukanpenyusunan jadwal aktivitas yang dibutuhkan dalam proses
produksi, uji coba produk,pengemasan dan persiapan pengiriman produk. Tahap ini
merupkan tahap yang palingpenting dalam SCM. Perusahaan juga harus mampu
melakukan pengukuran kualitas,output produksi, dan produktivitas pekerja.
d.
Deliver (Pengiriman)
Perusahaan memenuhi order dari permintaan
konsumen, mengelola jarigangudang penyimpanan, memilih distributor untuk
menyerahkan produk ke konsumen,dan mengatur sistem pembayaran.
e.
Return (Pengembalian)
Perencana SCM harus membuat jaringan yang
fleksibel dan responsif untuk produk cacat dari konsumen dan membentuk
layanan aduan konsumen yang memilikimasalah dengan produk yang
dikirimkan.Dengan demikian, hendaknya perusahaan selalu membuat laporan
performansibisnis mereka secara rutin. Sehingga pimpinan perusahaan dapat
mengetahui perubahanperforma bisnis yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan
awal dari SCM yang telahditetapkan.
Komentar
Posting Komentar